Wednesday, August 17, 2011

Kanvas Kopling dan cara berkendara

gaya berkendara vs usia kanvas kopling
Layaknya komponen lain, kanvas kopling juga mempunyai masa pakai. Semakin intens kanvas bekerja, semakin cepat tipis permukaannya. Bila sudah tipis, komponen penting dalam sistem penggerak kendaraan ini memang seharusnya kita ganti segera. Rata-rata, tiap 4 tahun sekali. Meski demikian, banyak pengendara yang harus mengganti kanvas kopling jauh lebih cepat dari yang seharusnya.
Selain masalah kualitas, kesalahan dalam gaya berkendara juga turut berperan disini. Sebagai pengendara, kita bisa sedikit memperpanjang usia kanvas kopling bila memperlakukannya secara tepat. Caranya?
Jangan sering-sering menginjak setengah kopling karena berefek terhadap keausan. Injakan yang nanggung seperti ini menempatkan kanvas kopling pada tingkat gesekan yang sangat keras yang mempercepat pengikisan. Kebiasaan ini masih sering dilakukan para pengendara. Terutama, di jalur padat dan saat menanjak. Mereka berargumentasi, dengan menginjak setengah kopling, maka mesin tidak akan mati. Hal ini lebih banyak menimbulkan kerugian.
Perhatikan saat melepas pedal kopling. Kanvas kopling akan jauh lebih awet apabila ketika melakukan perpindahan transmisi, kita tidak melepaskan pedal kopling secara menghentak. Lepaskan saja dengan perlahan-lahan. Dan yang ketiga, penggunaan gigi transmisi harus sesuai dengan kecepatan kendaraan. Jangan terbiasa menggunakan gigi tinggi bila kecepatan mobil rendah. Kebiasaan ini masih sering dilakukan pengendara. Misalnya, menggunakan gigi 4 pada saat kecepatan kendaraan hanya 20km/jam.
Sebagai bagian dari sistem penggerak kendaraan, kopling beserta kanvasnya menjadi komponen penghubung antara mesin dan penggerak roda. Ia bertugas meneruskan daya yang dihasilkan akibat putaran mesin ke penggerak roda. Sehingga penggerak roda mampu menggerakkan total beban kendaraan. Kanvas kopling akan lebih panjang usianya bila ditempatkan semata-mata sebagai penghubung bukan sebagai penahan beban kendaraan.
by risqiario