Friday, March 11, 2011

Kualitas Oli mesin dan Grade SAE

Hal Penting Tentang Oli Mesin
Hal Penting Tentang Oli Mesin

Oli mesin mempunyai fungsi dasar sebagai pelumas untuk memperkecil gesekan atau keausan dari sejumlah komponen di dalam mesin yang bekerja dan bergerak saat mesin kendaraan hidup. Pelumas yang bekerja secara efektif sesuai fungsinya akan memperpanjang usia mesin sehingga lebih awet masa pakainya.

Oli mesin juga tidak hanya berfungsi sebagai pelumas saja, melainkan juga sebagai pendingin dan pembersih mesin. Pelumas yang baik harus bisa membuat kinerja mesin lebih ringan dan bertugas sebagai pelindung komponen metal dari friksi akibat gesekan terus-menerus dalam waktu lama.

Dari bahan dasarnya, oli mesin yang umum beredar terbagi 2 jenis, yaitu :
1.Oli Mineral (Base Oil) : Diperoleh dari hasil tambang minyak bumi yang diolah menjadi oli dan ditambah bahan aditif untuk menambah mutu pelumas menjadi lebih baik.

2.Oli Sintetis (Synthetic Oil): Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah. Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.

Image

Jenis Kekentalan / SAE Oli
Kekentalan suatu oli mesin merupakan sifat fisik oli yg cukup penting, namun masih banyak orang yang sangat awam dengan pengertian kekentalan oli. Untuk menandai kekentalan oli, biasanya digunakan istilah atau kode huruf SAE yang diikuti dengan angka. SAE (Society of Automotive Engineer) yang mirip lembaga standarisasi seperti ISO, DIN atau JIS, yang mengkhususkan diri di bidang otomotif.

Angka di belakang huruf SAE inilah yang menunjukkan tingkat kekentalannya (viskositas). Contohnya, kode SAE 50 menunjukkan oli tersebut mempunyai tingkat kekentalan 50 menurut standar SAE. Semakin tinggi angkanya, semakin kental pelumas tersebut. Ada pula kode angka yang menunjukkan multi grade seperti 10W-50. Kode ini menandakan pelumas mempunyai kekentalan yang dapat berubah-ubah sesuai suhu di sekitarnya. Huruf W di belakang angka 10 merupakan singkatan kata winter (musim dingin). Maksudnya, pelumas mempunyai tingkat kekentalan sama dengan SAE 10 pada saat suhu udara dingin dan SAE 50 ketika udara panas.

Oli yang memiliki multi grade seperti ini sekarang banyak di pasaran karena kekentalannya luwes (flexible) dan tidak cenderung mengental saat udara dingin sehingga mesin mudah dihidupkan di pagi hari.

Image

Beberapa hal yang perlu diketahui dan dimengerti tentang kekentalan / SAE oli mesin adalah :

1.Kekentalan / SAE suatu oli mesin tidak bisa dijadikan ukuran kualitas oli, tetapi lebih berkaitan pada kemampuan oli tersebut dalam beradaptasi pada suhu rendah dan tinggi. Tingkat SAE hanyalah sebagai pembeda atau kelas-kelas suatu oli mesin berdasarkan tingkat sifat kekentalannya, jadi SAE rendah (oli encer) tidak identik dengan mutu yg lebih baik dibandingkan oli dengan angka SAE yang tinggi (oli kental).

2.Pahami Kode SAE oli, misalnya SAE 20W-50, makna dibalik kode ini berarti, suatu oli yg memiliki kemampuan yang telah lulus uji dengan distarter pada suhu (minus) -10 C dan bisa dialirkan di dalam mesin sampai suhu -20 C dan memiliki minimum kekentalan tertentu pada suhu tinggi 150 C (HTHS). Untuk SAE 10W40 , lulus uji sampai – 30 . Semakin kecil angka SAE dengan huruf W semakin dingin suhu ujinya, begitu seterusnya.

3.Oli yg paling umum dipakai di negara bersalju adalah SAE 10W30 dan 5W30. Apapun jenis mobilnya, disini faktor pertimbangannya murni kondisi/suhu di negara tersebut. Kalau memakai oli SAE 20W50 di negara bersalju, kendala utamanya adalah jenis oli ini bisa membeku pada kondisi dingin / salju. Untuk di Indonesia, kebanyakan pabrikan kendaraan lebih merekomendasikan SAE 20W-50 atau 10W-40. Untuk performa / kinerja mesin-mesin modern yang telah banyak dipakai oleh mobil sekarang, oli dengan tingkat SAE yang lebih encer telah banyak menjadi rekomendasi pabrikan, hal ini dikarenakan didalam mesinnya terdapat banyak celah-celah kecil yang harus dengan cepat dan mendapatkan pelumasan.

Image

4.Perlu diingat kekentalan / SAE bukanlah satu-satunya hal yang mendukung kinerja dan perawatan mesin, akan tetapi kualitas kandungan additif yang pada oli tersebutlah yang lebih menentukan baik tidaknya untuk perawatan mesin. Jadi selain kekentalan, hal yang juga perlu diperhatikan adalah mutunya.
Tingkat mutu pelumas mempunyai satuan sendiri yaitu API (American Petroleum Institute). Untuk kendaraan yang berbahan bakar bensin, pelumas bisanya menggunakan kode yang berawalan huruf S (kependekan dari kata Spark yang berarti percikan api), contohnya seperti kode SA, SB, SC, SD, SE dan SF. Sedangkan pada mesin diesel, kode mutu pelumas mesinnya diawali huruf C (kependekan dari kata compression, yang mana sifat pembakaran dalam diesel terjadi karena adanya tekanan udara sangat tinggi), contohnya kode huruf CA, CB, CC, dan CD.

Jadi intinya, kekentalan / SAE oli tidak bisa menentukan kualitas oli tersebut. Untuk memilih tingkat kekentalan oli mesin itu sebaiknya tetap mengacu pada rekomendasi pabrikan dari kendaraan yang dipakainya dan perhatikan tingkat mutu kualitas oli yang akan dipakai. Yang paling penting lagi adalah waktu penggantian oli mesin tidak boleh terlambat dan selalu cek volume atau ketinggian oli mesin melalui Dipstick untuk mengetahui ketinggian oli dengan pasti, selalu perhatikan dan catat kapan tanggal penggantian oli mesin dan jarak tempuh mobil anda. Jangan lupa perhatikan warna olinya, jika berwarna hitam pekat, berarti kualitas oli sudah tidak bagus dan perlu diganti.

Oli sebaiknya diganti tiap 3000 km, atau tiap tiga bulan sekali, jika mobil tidak terlalu sering dikendarai dan tidak menempuh jarak yang jauh, sebaiknya saringan oli mesin juga diganti setelah empat kali ganti oli, karena kalau saringannya kotor aliran oli akan tersumbat dan pelumasan akan terganggu. Penggantian oli yang terlambat akan berakibat pada mudah naiknya temperatur mesin dan bunyi mesin yang kasar. Jika terlalu sering terlambat melakukan penggantian oli, maka bisa menyebabkan kerusakan dini pada komponen mesin, terutama silinder atau piston.

http://oldsite.situsotomotif.com